Bisnis Kerupuk, Renyah dan Menjanjikan

Bisnis Kerupuk, Renyah dan Menjanjikan

PRODUK MENTAH, 07 Februari 2022

Facebook Google+ Twitter

Sebagian orang, makan tanpa adanya kerupuk akan merasa ada yang kurang. Makanan renyah ini bila ditekuni akan mendatangkan keuntungan. Dari usaha kerupuk, H Badrun (50), berhasil menyekolahkan anaknya hingga menjadi sarjana. Sejak berusia 10 tahun, Badrun sudah bekerja di sebuah perusahaan kerupuk di Semarang. Badrun hanya menyelesaikan pendidikan sampai kelas dua Sekolah Dasar. Selang beberapa tahun, selain bekerja di rumah diperbolehkan untuk ke perusahaan kerupuk. Lima tahun Badrun mempelajari bisnis kerupuk. Mulai pengolahan bahan baku, produksi.

Timbul keinginan Badrun membuat usaha kerupuk sendiri. Pada 1979, saat berusia 20 tahun, Badrun memulai usahanya dengan pindah ke Kudus. Bersama istrinya, dia pindah ke Kecamatan Jati. Bermodalkan beberapa ekor sapi, dari hasil kerjanya, bersama istri dan satu orang pekerja ia mulai merintis usahanya. Badrun dan istrinya sendiri menawarkan aneka kerupuk matang ke warung dan toko. kerupuk mentah sebagian ia jual ke pasar atau dititipkan ke warung-warung. Beberapa bulan berjalan, usaha berkembang dari rumah kontrakan menjadi pabrik kerupuk. Kini usahanya mempekerjakan 100 orang di bagian produksi, hingga pemasaran. Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah kini terkenal sebagai tempat pembuatan berbagai jenis kerupuk.

Usai tiga dasawarsa, omzetnya kini beranak pinak. Badrun pun bisa meraih omzet hingga Rp 150 juta atau Rp 1,8 miliar per tahun. Badrun merambah usaha lainnya. Pria ini bisa menyekolahkan semua anak-anaknya hingga perguruan tinggi. Memasok bahan baku kerupuk seperti tepung tapioka kepada produsen lainnya. Untuk memenangkan persaingan dengan industri kerupuk lainnya, Badrun punya strategi sendiri. Dengan memasok bahan baku ke produsen lain yang akan membuat produsen bergantung. Jika pesaingnya tak mau, dia akan mendirikan pabrik di dekat pabrik kerupuk tersebut. Badrun kini memiliki 30 cabang seperti di Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Pemasaran utama kerupuknya adalah kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Sukabumi, Cianjur, Bekasi, Tangerang, Cikampek, Banten, Purwakarta, Cirebon, Pemalang, Pekalongan, Brebes, Blora , Semarang, Rembang, dan Ngawi. Setiap cabang ia percayakan kepada karyawan. Sedangkan pembukuan dan administrasi dipegang oleh anak-anaknya.

Sejak 1990an, ia menjalankan usahanya di bawah kendali UD Ban. Meskipun bisnisnya banyak terdapat di berbagai kota, Badrun tak mau lengah soal kualitas. Sebagai pemain yang telah 30 tahun bergelut dengan bisnis kerupuk ini, bagi Badrun kualitas terbaik merupakan kunci kepercayaan konsumen. Ia tetap memilih bahan baku yang berkualitas seperti tapioka, terasi, serta garam. Badrun memodifikasi oven yang bisa dipakai saat musim hujan, sehingga penjemuran akan tetap terjaga. Selain Pulau Jawa, ia kini tengah meluaskan usaha hingga ke Timur Indonesia. Bermacam jenis kerupuk mentah hasil produksinya kini juga bisa diperoleh di Kalimantan dan Papua.